Resah Anggur Muscat : Pedagang Bali Menanti Kepastian Keamanan Pangan
Pemerintah Bali Melakukan Uji Laboratorium Anggur Muscat Untuk Memastikan Keamanannya
Para pedagang buah di Bali tengah dirundung keresahan. Kabar mengenai residu pestisida berlebih pada anggur Muscat asal China mencuat. Hal ini membuat para penjual khawatir akan dampak pada penjualan mereka.
Menanggapi isu ini, Pemerintah Provinsi Bali melakukan uji laboratorium pada buah tersebut untuk memastikan keamanannya. Pedagang seperti Kadek Budiyasa, yang sehari-hari berjualan di Pasar Badung, menyatakan bahwa isu residu pestisida ini telah membuat banyak konsumen ragu untuk membeli anggur Muscat.
Budiyasa menyampaikan harapannya agar pemerintah segera memberikan kepastian tentang keamanan anggur ini. Menurutnya, ketidakjelasan informasi dapat menyebabkan penurunan penjualan yang berdampak besar bagi pendapatan pedagang.
“Kalau infonya simpang siur, kami yang rugi. Jualan bisa enggak laku,” ujarnya.
Sementara itu, Yatno, pedagang buah di Denpasar, mengaku baru dua bulan menjual anggur Muscat yang ia beli dari pemasok impor di Denpasar. Dengan harga Rp40 ribu per paket, Yatno biasanya mampu menjual hingga 10 paket per hari. Ia pun turut menantikan hasil uji laboratorium yang dilakukan pemerintah.
“Kalau memang terbukti ada masalah, ya kami tidak jual lagi. Kita jual yang laris di pasaran, tapi tetap yang aman bagi pembeli,” ujar Yatno.
Di sisi konsumen, Yohanes, warga Denpasar, mengaku sempat membeli anggur Muscat karena tertarik dengan warna dan kesegarannya. Namun, setelah mendengar isu pestisida ini, ia memilih untuk menahan diri hingga ada kepastian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Menurutnya, rasa anggur Muscat yang manis dan tanpa biji membuatnya disukai banyak orang, tetapi faktor keamanan tetap menjadi yang utama.
"Sementara enggak beli dulu sampai ada hasil resmi BPOM," kata Yohanes.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali Mengambil Sampel Anggur Muscat Untuk Uji Lab
Langkah cepat pun diambil oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, Wayan Sunada. Ia menyatakan bahwa pihaknya sudah mengambil sampel anggur Muscat dari beberapa pasar dan supermarket di Bali. Termasuk sampel dari Denpasar, dan akan segera mengumumkan hasil uji lab tersebut.
Pemerintah menggunakan mobil laboratorium keliling untuk melakukan uji lapangan langsung.
“Kami juga sudah uji pangan impor lainnya, tapi produk luar ini memang variatif. Pengawasan ini jadi penting, terutama produk yang langsung dikonsumsi tanpa dikupas, seperti anggur,” jelas Sunada.
Keresahan terkait anggur Muscat ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Thailand, pemerintah setempat melaporkan bahwa anggur Shine Muscat yang diimpor dari China mengandung berbagai zat kimia seperti Bifenazate, Dinotefuran, dan beberapa jenis pestisida lainnya.
Meski belum masuk dalam daftar bahan kimia berbahaya di Thailand, temuan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat, mengingat anggur tersebut populer di kalangan konsumen karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan anggur impor dari Jepang atau Korea Selatan.
Pemerintah Mengambil Langkah Tegas Untuk Menindaklanjuti Terkait Keamanan Produk Anggur Muschat
Di Indonesia, BPOM, Kementerian Pertanian, dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengambil langkah tegas dalam menindaklanjuti informasi ini. Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memastikan keamanan produk ini sebelum diedarkan di pasaran.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan keamanan pada anggur Muscat dan menyebut bahwa proses ini sedang berlangsung melalui Direktorat Jenderal Hortikultura.
Selain itu, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa pihaknya akan memperketat proses masuknya pangan segar impor. Pengetatan ini, menurut Arief, dilakukan sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memastikan produk pangan yang beredar di Indonesia aman untuk dikonsumsi masyarakat.
"Keamanan pangan menjadi prioritas utama. Kita akan melakukan sampling dan uji lab sebagai langkah preventif," kata Arief.
Ketika hasil uji laboratorium diumumkan, konsumen diharapkan tetap bijak dalam menyikapi informasi ini. Wayan Sunada juga mengimbau masyarakat untuk mencuci buah yang dibeli sebelum dikonsumsi, terutama anggur yang dikonsumsi bersama kulitnya. Dengan langkah-langkah ini, pemerintah berusaha memastikan bahwa pangan yang beredar di pasaran tetap aman dan memenuhi standar kesehatan.
Isu keamanan pada anggur Muscat ini mengingatkan kita akan pentingnya pengawasan ketat terhadap produk impor, khususnya produk pangan segar. Meski popularitas anggur Muscat terus meningkat, terutama karena rasa dan tampilan yang menarik, keamanan tetap menjadi prioritas bagi para pedagang dan konsumen.